Kotak Ajaib

BUDIDAYA BUAH NAGA DI PINRANG

Terletak di Dusun Botta'e Karingao Pinrang terdapat 1 lokasi perkebunan Buah Naga Merah.

buah naga pinrangBeberapa tahun belakangan ini, buah naga
mulai populer dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sayang, buah naga belum banyak
dibudidayakan oleh petani. Budidaya buah naga lebih banyak ditemui di
kebun-kebun milik perusahaan swasta maupun pada lembaga-lembaga pelatihan dan
penelitian pertanian. Namun desa Makkawaru, kecamatan Mattiro Bulu, kabupaten
Pinrang menjadi pengecualian, karena di desa ini terdapat pilot project
pengembangan buah naga.
Adalah Abbas Hambali, pria paruh
baya yang sebelumnya berprofesi sebagai suplayer bahan bangunan ini menjadi
pelopornya. Ketertertarikannya diawali ketika melihat langsung pertanaman buah
naga di Pulau Jawa. Abbas kemudian mulai berfikir untuk mengembangkan buah naga
di kampung halamannya. Memanfaatkan sepetak lahan milik keluarganya, tepat
bulan okteber 2013 yang lalu, Abbas memulai niatnya. “Selama ini, lahan itu hanya ditumbuhi rumput. Kalau ditanami buah naga,
kan lebih produktif
” katanya.
  Buah naga yang dikembangkan adalah jenis
super red, buah naga merah (Hylocereus
costaricensis
). Bibit buah naga ini didatangkan dari kebun percobaan milik sebuah
perusahaan pupuk organik di Jawa Tengah. Dibeli dengan harga Rp 25.000,- per
stek dengan panjang 20-30 cm. Sebelum bibit pindah tanam, Abbas menyiapkan
media tanamnya terlebih dahulu. Dimulai dengan membuat tiang-tiang beton
sebagai tempat tumbuh dan melilit batang buah naga. Tiang beton yang disiapkan
sebanyak 105 buah, dengan tinggi 220cm dan lebar sisi 12 cm. Tiang itu ditanam
dengan kedalaman 50 cm, sehingga tersisa 170 cm di atas permukaan tanah. Jarak
antar tiang 3 x 3 m. Pada puncuk tiang terdapat besi yang dibuat melintang ke
empat sisi mata angin lalu diberi ban karet bekas.
Tanah sekeliling tiang dengan radius 30 cm
digemburkan, dibuat gundukan lalu ditambahkan pupuk kandang sebagai pupuk
dasar. Setelah siap, bibit buah naga lalu ditanam di setiap sisi tiang beton,
sehingga setiap tiang terdapat 4 (empat) tanaman buah naga. Pada bulan pertama
sejak pindah tanam, penyiraman dilakukan 2-3 kali dalam sepekan. “tergantung cuaca, kalau musim kemarau harus
lebih sering
” lanjutnya.  Pada fase
vegetatif, Abbas menggunakan pupuk NPK sedangkan pada fase generatif dugunakan
pupuk ZA, SP36 dan KCL. Pupuk organik cair juga digunakan setiap 3 (tiga)
bulan. Untuk mengoptimalkan lahan diantara tiang-tiang penyangga, separuh lahan
ditanami kacang tanah dan separuhnya lagi ditanami kacang hijau.
 Untuk
pestisida, Abbas tidak menggunakannya sama sekali “sejauh ini tidak ditemukan hama dan penyakit”. Untuk memudahkan
pengamatan, setiap tiang diberi nomor secara berurut. Abbas juga menyiapkan
sebuah buku untuk mencatat setiap hasil pengamatan, juga jadwal pemupukannya. Masyarakat
sekitar Dusun Botta’e yang kebetulan lewat di lahan Abbas sangat tertarik
melihat pertanaman buah Naga ini, meskipun bagi mereka masih cukup asing.
Banyak kemudian petani sekitar yang mulai menimba ilmu ke Abbas untuk ikut juga
mengembangkan nantinya. Sementara Abbas mengaku siap berbagi pengalaman dengan
petani sekitar. “Anggap saja ini sebagai
pilot project
” pungkasnya.
(BY IRSAM SYAM/ADMIN:ABD.SALAM)
http://cybex.deptan.go.id/lokalita/merintis-budidaya-naga-merah-di-pinrang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar