Kotak Ajaib

Musibah itu Cinta 2

Akhirnya Kami Pun jalan, melewati Jalan Kampung Melayu masuk daerah Cililitan, seperti biasanya jalanan ibukota jakarta tidak pernah lepas dari antrian berular alias macet, tetapi untung saja saya bawa motor jadi masih bisa slip kiri slip kanan. puncaknya lepas dari daerah PGC Cililitan mulai padat merayap motor pun cuma bisa bergerak, ini disebabkan banyaknya gerobak pedagang kaki lima di pinggir jalan dan sempitnya jalannan.

Akhirnya kami lepas dari Jl. raya kramat jati. dan mengarah ke masuk ke arah pondok gede, disini jalan lumayan lebar dan tidak terlalu macet. dalam perjalanan menuju tempat install alat di jl. al.badhio klinik assomadiyah tiba-tiba saya saya dihentikan dan ditahan oleh beberapa pengendara bermotor dan berusaha menjengkal perjalanan saya. akhirnya saya pun berhenti. dan mereka berusaha mengambil kunci motor saya tapi saya pun bertahan. saya pun bertanya ini ada apa.?? dia cuma menjawab kita ke kantor dulu, kami dari pembiayaan. oh iya saya lagi buru-buru mau install alat, saya tidak mau kredit motor. tidak pak, kita ke kantor dulu, dia pun menggiring saya ke kantor HD Finance untuk dimintai keterangan dan klarfikasi.

ini motor bapak, tanya seorang ada beberapa orang yang berdiri mengelilingku.
bukan. ini motr teman saya jawabku. 
saya pinjam dari kampus untuk pergi pesan alat.
apa bapak tidak tau kalau motor ini masih dalam kredit dan belum lunas??dengan Wajah Heran saya pun kaget, saya tidak tau saya cuma pinjam dari temanku di kampus. jawabku bohong
bisa telpon temannya pemilik motor, waduuhh dalam hatiku ini makin ribet nich urusannya. sesorang lagi di antara mereka, ini motor sudah lama menjadi target kami karena kami sudah 6 bulan belum di bayar cicilannya, tapi kami akan kroscek kembali ke kantor, siapa tau sudah bapak bisa pergi bawa kembali ini motor, Dalam hatiku pun berdoa ya allah, semoga ini sudah terbayar dan salah orang.

tidak lama kemudian keluar seorang badan tinggi, muka hitam, tampan-tampan preman, saya ingat teman-teman kuliah saya dari flores mukanya hampir sama semua. dia bawah selembaran print out.
ini pak, hasil print outnya belum di bayar 6 bulan, maka kami harus tahan motor ini.
pak terus saya harus pulang naik apa. kalau begitu saya bawa print outnya nanti saya lihatkan pemiliknya. tiba-tiba seorang di antara emosi, enak aja kami ini sudah lama cari motor ini, kamu mau bawa aja, kalau cuma terlambat satu bulan tidak masalah kamu bawa, ini 6 bulan. 

Akhirnya saya di suruh telpon pemiliknya. dengan ras was-was dan takut akhirnya saya telpon ka aspar, dalam hati saya, pasti kena marah nichh, tadinya di suruh nunggu untuk di bawakan STNK malah saya keluar. telponnya pun tembus,
iya Dek
Ini Kak saya lagi di tahan orang, katanya motor belum lunas.
dengan suara yang keras di sebrang telpon kamu di mana?? bukanya kamu di kost, saya di selatan bawakan kamu STNK.
Saya di pondok gede kak, Mau pergi install alat
sAya pun di marahi dan hanya bisa berdiam seribu bahasa .


iya Kak.

akhirnya telpon saya serahkan ke debccolertornya untuk berbicara, setelah itu terjadi kesepakatan, dan saya pun di suruh bertanda tangan pada surat berita acara penarikan.
Awalnya saya menolak untuk bertanda tangan, karena saya takut terlibat kalau ada apa-apa, tetapi mereka menjamin kalau tidak akan terjadi apa-apa. nanti ini aslinya bapak pegang, kami bawa copy-an untuk di gudang.

saya pun bersedia untuk menanda tanganni suratnya, lalu mereka meninggalkan saya dengan membawa motornya. setelah dia pergi membawa motornya ada ke kwatiran yang mengganjal dalam pikiran ku ? apa betul itu tadi benar-benar penarikan motor berkredit, karena selama bernegosisiasi, tak satu pun saya melihat kartu tanda pengenal pada dirinya, pikiran ini berkecamuk dalam diriku. lalu saya pun kembali ke kantor finance tersebut. untuk memastikan. akhirnya saya tanya sekurity. tetapi sekurity pun tidak mengenal namanya hanya mengenal mukanya.

akhirnya saya suruh telpon nomor yang di tulis pada surat berita acara. tetapi telponnya kagak di angkat kata pak satpam. aduuh gawat ini jangan-jangan ini penipuaan lagi yang melandaku tanyaku dalam hati.

saya telpon si jalil untuk di jemput, tapi ditidak angkat telponnya, mungkin dia lagi konsentrasi bawa mobil, sambil duduk-duduk sambil minum air putih, karena kehausan setelah bernegosiasi, tak berselang lama, kemudian hp saya berbunyi, sms dari jalil, dia mengirimkan alamat tempat install alat radiologi., saya pun bertanya kepada warga, alamatnya dimana, akhirnya di arahkan naik angkot 05, tetapi saya putuskan naik ojek biar lebih cepat sampai.

Saya pun sampai di klinik Asmomadiyah jl Al badhio Lubang buaya, saya langsung ke ruangan radiologi, si jalil telah membongkar alatnya, baru nyampe Klis, iya nich kata saya.
ko lemas bangeet. ada apa??
lalu saya ceritakan semua kronologinya
dia pun diam & ikut prihatin.

udahh ngga usah di pikirkan nanti saya urus, ayo kita lanjutkan kerja nanti kemalaman. semua ada hikmahnya kata saya, kami pun lanjut menginstall alat.
banyak cara tuhan menunjukan rasa cintanya kepada manusia salah satunya dengan Musibah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar