Malam pun tiba di kos, basah kuyup dengan keringat setelah saya berlari dari blok M ke kost. karena rencana malam ini saya mau ketemu ibu Hj. tetangga di makassar, kebetulan beliau ada di jakarta, dan menginap di pusdiklat depkes. biasanya kalau ada pelatihan di bawah kementerian kesehatan selalu di laksanakan di pusdiklat.
tidak sempat ketemu, saya putuskan untuk mengisi perut ini, yang sejak tadi pagi belum tersentuh nasi, sesuap pun. kemudian langsung ke kost untuk membaringkan tubuh ini. saya pun langsung baring, kali ini saya tanpa bicara kepada teman-teman di kost, dengan apa yang saya alami sepanjang hari ini.
mata saya tidak bisa tidur, terus kepikiran motor yang di tarik, pikiran terus mengganjal jangan sampai ini hanya penipuaan semata. pikiran terus mengganjal sampai saya terbawa dalam tidur, Hp saya berbunyi dengan masih kantuk yang saat berat saya lihat my Father memanggil, dengan sigap saya memanggil, terdengar suara ibu, di seberang telpon sudah bangun nak, sudah shalat, iya bu, belum muhlis lagi ngga enak badan,
kenapa nak?
ingin rasanya saya menceritakan semua kejadian dan keadaan saya, sudah beberapa hari tidak memiliki uang jajan, dan bertahan dengan kondisi seperti ini, tapi sangat berat saya ceritakan semua kepada ibu, karena saya tidak ingin membuat mereka ke pikiran.
Ngga apa2 bu, muhlis cuma kecapekan. kali
ibu pun bercerita tentang keadaanya yang belum bisa pindah kerumah. semenjak terjadi pengmbokaran beberapa bulan yang lau di pasar jampue. mendengar semua itu, saya pun semakin berat untuk menceritakan keadaan keuanganku.
ibu pun meminta ku untuk bersabar, dengan segala keadaan yang terjadi. ibu tahu persis dengan keadaanku sekarang tapi beliau belum bisa mengirimkan uang.
iya udah bu, ngga apa-apa. salam buat bapak. muhlis shalat shubu dulu.
iya nak asslamu alaikum
wassalam wr wb
dengan kepala masih berat saya pun beranjak bangun dari tidur dan langsung mandi shubuh dan shalat, sehabis shalat, saya kembali teringat motor yang di ambil kembali, saya mengambil laptop untuk menulis di blog apa yang terjadi kemarin. sambil menulis saya browsing alamat kantor finance itu, setelah saya dapat alamatnya dan jalur angkotnya, saya pun beeranjak segera untuk memastikan penarikan motor kemarin. sesampai di sana saya ketemu securty, dengan lagak untuk menebus motor, pagi pak. ada bisa kami bantu, iya pak saya ingin cek motor yang kemarin di tarik dan mengejek sisa pembayaran dan dendanya, saya pun meyodorkan selembaran kertas. berharap cemas-cemAS menunggu pengecekan motornya di gudang.
tidak lama kemudian keluar pegawai, dan menyuruh saya naik lantai 3, untuk apa pak, bapak ikut saja, dengan wajah cemas dan kwatir saya pun ikut. lalu saya ketemu kepala bagian penarikan., saya mau tebus motornya pak. jumlahnya berapa? setelah di hitung kaget bukan main, mencapai 7 juta lebih di tambah biaya penarikan karena bapak di tarik di jalan sama portal jadi di kenakkan biaya 1,3 juta karena itu kita tidak gaji, cuma rekanan kantor jadi pembiayaanya di kenakkan kepada konsumen. jadi totalnya 9 juta semua, sambil menelah ludah, gila terjadi gede jga kataku.
tapi motornya udah ada pak.?
motornya belum masuk, tapi kami pastikan motornya aman pak.
iya pak saya cuma mau memastikan motornya aman, saya cuma takut kalau itu kemarin penipuaan yang mengatasnamakan pembiayaan. ,
tidak, itu orang kami sya pastikan motornya aman 100%
saya pun bisa berlega, dan sebelum saya meninggalkan kantor saya pun di beri ceramah tentang hati-hti sebelum minjam atau ada yang ingin gadaikan motor kepada anda, hati-hati di cek apa itu sudah lunas atau masih dalam kredit, karena banyak sekali kejadiaan seperti ini.
iya pak.
Saya pun bergegas pamit dan pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar